BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan
Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa
krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir.
Bidan dapat
memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah, yang
dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan
memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Asuhan Ibu
Post Partum di rumah dan Asuhan Bayi Baru Lahir atau Neonatus di rumah.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
asuhan pada ibu nifas dirumah.
2. Untuk mengetahui
kunjungan pada ibu nifas dirumah.
3. Untuk mengetahui
penyuluhan pada masa nifas.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Kunjungan
Rumah
1. Jadwal Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah
postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan postpartum
lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan rumah direncanakan untuk bekerjasama
dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan. Pada program yang
terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali
suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ke tiga setelah pulang kerumah.
Kunjungan berikutnya direncanakan di sepanjang minggu pertama jika diperlukan.
Semakin
meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas (sekitar 60%)
mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih baru mengenai
jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas,
dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi
kunjungan pada masa nifas adalah:
a. Kunjungan I
( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
1)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2)
Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
3)
Memberikan konseling pada ibu atau
satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
4)
Pemberian ASI awal.
5)
Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
6)
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah terjadi hipotermi.
7)
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
b. Kunjungan II
( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
1)
Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
2)
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal.
3)
Memastikan ibu cukup mendapatkan
makanan, cairan dan istirahat.
4)
Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5)
Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan
III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan yang dilakukan sama dengan
kunjungan ke II.
d.
Kunjungan IV ( 6 minggu setelah
persalinan)
Tujuan:
1)
Menanyakan pada ibu, penyulit yang
ia atau bayi alami.
2)
Memberikan konseling KB secara dini.
Suatu
kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan apabila direncanakan dan
diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau kembali catatan kesehatan ibu,
rencana pengajaran, dan catatan lain yang bisa digunakan sebagai dasar
wawancara dan pemeriksaan serta pemberian perawatan lanjutan yang diberikan.
Setelah
kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus mengumpulkan semua peralatan yang
diperlukan, materi instruksi, dan keterangan yang dapat diberikan keluarga yang
akan dikunjungi.
2. Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan
kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
a) Merencanakan
waktu kunjungan rumah.
b) Pastikan
keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
c) Menjelaskan
maksud dan tujuan kunjungan.
d) Rencanakan
tujuan yang ingin dicapai.
e) Menyusun
alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
f) Pikirkan
cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan
yang baik dengan keluarga.
g) Melakukan
tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
h) Buatlah
pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
i)
Sediakan sarana telepon untuk tindak
lanjut asuhan pada klien.
j)
Keamanan harus dipikirkan oleh bidan
pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.
B. Asuhan
Lanjutan Masa Nifas Di Rumah
1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Setelah
melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari persalinan. Bayi
mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan dirinya agar tetap
hangat.
Bidan
sebaiknya tetap tinggal selama beberapa jam setelah melahirkan untuk memastikan
ibu dan bayinya sehat, dan membantu keluarga baru ini makan dan beristirahat.
Di hari-hari
pertama dan minggu-minggu pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan mulai
sembuh. Rahimnya akan mengecil lagi dan berhenti berdarah. ASI akan keluar dari
payudaranya. Bayi akan belajar menyusu secara normal dan mulai mendapat
pertambahan berat badan. Pada saat itu, ibu dan bayi masih memerlukan perawatan
bidan.
Berikut ini
akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas :
a. Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
Periksalah
suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur minimal sekali
dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.
b. Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
Bantulah ibu membersihkan diri
setelah melahirkan. Gantilah alas tidur yang udah kotor dan bersihkan darah
dari tubuhnya. Cucilah dengan lembut,
gunakan air bersih dan kain steril.
Cucilah alat kelamin dari atas ke
bawah menjahui vagina. Berhati-hatilah untuk tidak membawa apapun naik ke atas
dari anus menuju vagina, karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata
bisa menyebabkan infeksi serius.
c. Mencegah Perdarahan Hebat
Setelah
melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama banyaknya
ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah yang keluar mestinya juga harus
tampak seperti darah menstruasi yang berwarna tua dan gelap, atau agak merah
muda. Darah merembes kecil-keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk,
bergerak, atau berdiri.
Perdarahan
yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul tidaknya
perdarahan hebat beberapa jam setelah melahirkan, coba lakukan hal-hal berikut
ini :
a) Rasakan
rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera setelah
plasentanya lahir. Kemudian periksalah
setelah 5 atau 10 menit selama 1 jam. Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah
setiap 15-30 menit. Jika rahimnya terasa
keras, maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
b) Periksa
popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika mencapai 500
ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu berlebihan.
c) Periksa
denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan adanya tanda-tanda syok.
d. Memeriksa Alat Kelamin Ibu
Kenakan sarung tangan untuk
memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu
diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).
a) Jika Ibu
Memiliki Robekan
Mintalah ibu untuk beristirahat di
tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh
menggerakkan kakinya secara teratur.
Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan yang bergizi.
b) Jika Ibu
Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang
rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan hebat,
namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang terjadi
bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut
hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut,
dan lunak.
Meskipun
hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat besar.
Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama 30
menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok,
segera minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di
dalamnya bisa keluar.
c) Jika Serviks
Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika bisa
terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar rahimnya
turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks biasanya
akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong
rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih
tinggi dari kepala.
d) Bantu Ibu
Buang Air
Hendaknya
buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila
kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Buang air
besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air
besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif
peroral atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.
e) Bantu Ibu
Makan dan Minum
Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan
bagus bagi mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan.
Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera
makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus bermutu, bergizi,
dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
f) Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
Hal-hal yang
harus dilakukan untuka membantu meningkatkan perasaan ibu terhadap bayinya
adalah sebagai berikut :
a. Berikan
Dukungan Emosional
Sangat penting untuk memberikan ibu
dukungan emosional. Kebiasaan dan ritual menghormati ibu atau merayakan
kelahiran adalah salah satu cara untuk mengakui keberhasilan ibu dalam
persalinan.Kebanyakan wanita merasakan emosi-emosi yang kuat setelah melahirkan.
Ini adalah hal yang normal. Beberapa wanita merasakan sedih dan khawatir selama
beberapa hari, minggu, atau bulan.
Ketika hal ini terjadi, bantulah dia dengan
mendengarkan keluh kesahnya tentang perasaannya itu, dan menjelaskan bahwa
perasaan seperti seperti itu umum terjadi.
Jika
perasaan sedih ini sangat kuat, hal ini disebut depresi. Dalam kondisi seperti
ini, bisa jadi sulit bagi wanita untuk merawat dirinya atau bayinya. Wanita
yang mengalami depresi pasca melahirkan memerlukan bantuan segera.
Dia memerlukan bantuan untuk merawat
rumah dan keluarganya, dan memerlukan
bantuan untuk menghentikan perasaan-perasaan gundahnya. Wanita yang memiliki
perasaan seperti ini setelah melahirkan akan rentang untuk mengalaminya lagi
dalam persalinan berikutnya.
b. Ibu Tidak
Tertarik Kepada Bayinya
Beberapa ibu tidak merasa nyaman
dengan bayi baru mereka. Ada beberapa alasan yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu
sangat lelah, sakit, dan mengalami perdarahan hebat. Bisa juga dia tidak
menginginkan bayi itu, atau khawatir tidak bisa merawatnya, sehingga mengalami
depresi.
Maka yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Periksa
tanda-tanda bagi kehilangan darah atau infeksi.
2. Membicarakan
dengan ibu tentang perasaan-perasaannya atau mungkin lebih baik meninggalkannya
sendirian dan mengamatinya dari jauh sambil menunggu.
3. Jika ibu
merasa depresi, atau dia pernah depresi setelah persalinan dahulu, bicaralah
pada keluarganya untuk memberinya perhatian dan dukungan ekstra pada
minggu-minggu berikutnya.
4. Pastikan
seseorang dalam keluarganya membantu merawat bayi tersebut.
c. Perhatikan Gejala Infeksi Pada Ibu
Suhu tubuh
ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi daripada suhu normal,
khususnya jika cuaca hari itu sangat panas. Namun, jika ibu merasa sakit, terserang
demam, atau denyut nadinya cepat, atau dia merasa perih saat kandungannya
disentuh, bisa jadi dia terkena infeksi. Infeksi seperti ini biasanya terjadi
jika air ketuban pecah lebih awal sebelum persalinan dimulai, atau jika
persalinan terlalu lama, atau dia merasa kelelahan saat merasa persalinan.
d. Bantu ibu menyusui
Menyusui
adalah cara terbaik bagi bagi ibu dan bayinya. Jika ibu merasa kebingungan
apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia untuk mencoba menyusui hanya
untuk minggu-minggu atau bulan-bulan pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk
menyusui masih lebih baik daripada tidak sama sekali.
Pastikan ibu
memahami jika dia menyusui bayinya, maka :
1) Rahimnya
akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
2) Bayinya
lebih tahan dari serangan diare atau penyakit lainnya.
3) Ibu bisa
menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih mahal.
e. Berikan Waktu Berkumpul bagi
Keluarga
Jika ibu dan bayinya sehat, berikan
mereka waktu sesaat untuk berduaan saja. Orang tua baru memerlukan waktu satu
sama lain dengan bayi mereka. Mungkin mereka juga memerlukan sejumlah waktu
pribadi sebentar untuk berbincang-bincang, tertawa, menangis, berdoa, atau
merayakannya dengan suatu cara tertentu.
2. Asuhan Masa Nifas Pada Bayi
Setelah lahir, ketika ibu dan
bayinya sudah berada dalam kondisi stabil, periksalah bayi dari ujung kepala
sampai ujung kaki. Banyak masalah kesehatan bisa dicegah atau disembuhkan. Bayi
yang baru lahir mudah terkena infeksi, karena itu apapun yang menyentuhnya
haruslah sebersih mungkin. Jika perlu, jangan terlalu cepat memandikan bayi
karena akan membuatnya merasa kedinginan, tunggulah setelah beberapa jam atau
hari.
Hal-hal penting untuk memeriksa bayi yang baru lahir :
1) Penampilan Umum
Perhatikan beberapa penampilan bayi berikut ini :
i.
Apakah bayinya kecil atau besar.
ii. Apakah
bayinya kurus atau gemuk.
iii. Apakah
lengan kaki, telapak kaki, tangan, tubuh, dan kepalanya terlihat memiliki
ukuran yang normal.
iv. Bayinya
tegang atau rileks, aktif atau pendiam.
v. Dengarkan
suara tangisnya. Setiap tangisan bayi berbeda, namun suara tangisan yang
ganjil, meninggi atau tersendat-sendat bisa menjadi tanda dia sakit.
vi. Perhatikan
apakah bayinya lemas, lemah, atau tidak sadar.
vii. Jika bayi
tampak lemah, bisa jadi bayi kekurangan kadar gula dalam darah.
2) Tanda-tanda Vital Bayi:
i.
Jumlah Tarikan Nafas Bayi
Jumlah tarikan nafas bayi selama 1 menit penuh sambil
mengamati perutnya naik turun. Normal jika nafasnyamelambat atau cepat dari
waktu ke waktu. Bayi baru lahir bernafas 40-60 tarikan nafas dalam semenit saat
dia beristirahat
ii.
Detak Jantung Bayi
Detak jantung bayi yang baru lahir normal berkisar
antara 120-160 detak per menit. Namun kadang-kadang detak jantung bayi melambat
sampai 100 atau secepat 180 detak per menit. Jika detak jantung bayi terlalu
lambat, kemungkinan bayi terkena infeksi. Jika terlalu lambat segera berikan
nafas bantuan.
iii. Suhu Tubuh
Bayi
Suhu tubuh bayi yang sehat adalah sekitar 37ºC. Bayi
yang suhu tubuhnya 36,5ºC atau kurang, bisa dihangatkan dengan cepat dekat
kulit ibu diantara dua buah dadanya. Jika bayi tidak hangat juga, gunakan botol
yang berisi air hangat yang dibungkus dengan kain.
3) Bantu Bayi agar Terus Menyusu
Bayi mestinya disusui tiap beberapa jam, dari jam
pertama setelah lahir sampai seterusnya. Bayi yang cukup banyak menyusu dan
sehat, akan banyak buang air kecil dan buang air besar, tidak menunjukkan
tanda-tanda dehidrasi, serta mengalami pertambahan berat tubuh.
4) Merawat Tali Pusat
Untuk mencegah sisa tali plasenta dari infeksi, maka
tali pusat harus tetap bersih dan kering. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
I.Selalu cuci tangan sebelum mencuci
plasenta.
II. Jika tali plasenta kotor atau memiliki banyak darah kering,
bersihkan dengan alkohol 70%
atau minuman alkohol dosis tinggi atau gentian violet. Bisa juga menggunakan sabun dan air.
III.
Jangan meletakkan benda apapun di
atas tali plasenta. Sisa tali pusat biasanya jatuh sekitar 5-7 hari setelah
lahir. Mungkin akan keluar beberapa tetes darah atau lendir saat tali pusat
terlepas. Ini normal-normal saja. Namun, jika ternyata masih keluar banyak
darah atau muncul nanah, segera minta bantuan medis.
5) Perhatikan warna kulit bayi dan matanya
Banyak bayi memiliki warna kuning di kulit atau di
mata mereka selama beberapa hari setelah lahir, hal ini disebut ikhterik dan
juandice. Kelainan ini juga biasa disebut masyarakat dengan sebutan penyakit
kuning. Kelainan ini disebabkan oleh substansi kuning yang disebut bilirubin
memenuhi seluruh tubuh bayi. Normalnya tubuh bayi yang ibaru lahir menurunkan
kadar bilirubin selama beberapa hari, sehingga warna kuningnya menghilang.
Sebaiknya susuilah bayi sesering mungkin, dan bawa dia
untuk berjemur di bawah sinar matahari. Sinar matahari akan membantu tubuh
menurunkan kadar bilirubin. Jika cuacanya cukup hangat, lepaskan pakaian bayi,
tutupi matanya dan letakkan di bawah sinar matahari selama lima menit sekali
atau dua kali sehari. Jika terlalu lama atau terlalu sering, sinar matahari
bisa membakar kulit bayi.
C.
Penyuluhan Masa Nifas
1. Nutrisi Ibu Menyusui
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian
khusus, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan
sangat memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu harus
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
a.
Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
b.
Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan vitamin yang cukup
c.
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d.
Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.
e. Minum kapsul
vitamin A (200.000 unit) untuk memberi asupan vitamin A juga kepadabayinya,
yaitu dengan melalui ASI-nya.
2. Kebersihan pada ibu dan bayi
a. Kebersihan Ibu
Pada masa
nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur,
dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk menjaga kebersihan diri ibu nifas sebagai berikut :
1) Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
2) Mengajarkan
ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia
mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari arah depan
ke belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu
untuk membersihkan diri setiap kali selesai berkemih dan defekasi.
3) Sarankan ibu
untuk mengganti pembalut atau kain pembalut(buatan sendiri) setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dijemur
atau disetrika
4) Sarankan ibu
untukmencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
5) Jika ada
luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh daerah luka.
b. Kebersihan Bayi
Kebersihan kulit bayi perlu dijaga.
Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap
hari, tetapi bahian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu
dibersuhkan secara teratur. Sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
memegang bayi.
Untuk menjaga bayi tetap bersih,
hangat, dan kering, setelah BAK popok bayi harus segera diganti atau ganti
pampers minimal 4-5 kali per hari.
3. Istirahat dan tidur
a.
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
b.
Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara bertahap,
tidur siang atau segera istirahat ketika
bayi tidur.
c.
Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi produksi ASI, memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak
perdarahan, memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri)
4. Latihan/ Senam Nifas
Senam nifas bertujuan untuk memulihkan dan
mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi.
Untuk itu beri penjelasan pada ibu tentang beberapa
hal berikut ini :
a.
Diskusikan pentingnya mengembalikan
fungsi otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat
dan otot perutnya menjadi kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b.
Jelaskan bahwa latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari sangat
membantu.
1) Dengan tidur
telentang dan lengan di samping, tarik otot perut selagi menarik nafas, tahan
nafas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1 sampai 5. Rileks dan
ulangi sebanyak 10 kali.
2) Untuk
memperkuat otot tonus jalan lahir dan dasar panggul lakukanlah senam kegel.
3)
Berdiri dengan tungkai dirapatkan.
Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan sampai 5
hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4) Mulai
mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5
kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap
gerakan sebanyak 30 kali.
5. Pemberian ASI
Untuk mendapatkan ASI yang banyak,
sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau, kacang–kacangan dan minum
sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam kandungan. Karena ini
merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa
perawatan dengan menggunakan Baby Oil dan massage di sekitar payudara selama
hamil juga dapat membantu puting yang mendelep.
Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah
melahirkan, Ibu juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan
bergizi lainnya agar produksi ASI semakin meningkat.
Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI:
1.
Tentu saja makanan yang di konsumsi
harus makanan yang bergizi,
2.
Minum susu madu
3.
Minumlah air putih minimal 8 gelas
sehari
4.
Sayur Hijau dapat membantu
menghasilkan ASI (Misalnya: sayur daun katuk dan bayam, sayur jantung pisang, sayur daun pepaya dll)
5.
Kacang-kacangan juga bagus untuk
memproduksi ASI (misalnya : kacang hijau atau kacang goreng / rebus bisa
dijadikan camilan untuk ibu menyusui)
6.
Banyak makan buah-buahan yang
mengandung air
7.
Jangan stress, sedih, marah atau
perasaan-perasaan negatif lainnya
8.
Tambahkan vitamin bila diperlukan
Ada sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan
terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI
dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi.
Untuk memompa ASI, sebaiknya langsung memassage payudara dengan menggunakan
tangan kita dari pada memompa dengan menggunakan alat, karena dengan
menggunakan tangan ASI akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil
yang di dapatkan pun akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan
dengan mengunakan alat pompa.
Tentang puting terbenam, Ibu harus rajin memassage
dengan menarik-narik puting kearah luar menggunakan baby oil atau bisa juga
dicoba dengan menggunakan ‘spuit dibalik’, atau ‘sambungan puting’ yang banyak
tersedia di toko-toko bayi. Kalau sianak mengigit, ibu harus bersabar mungkin
karena posisi menyusui yang salah, atau mungkin karena sianak kesulitan mencari
puting. Jangan dipaksa apabila sianak tidak mau ASI, karena pemaksaan dapat
membuat trauma.
Biasanya karena terlalu lama menggunakan dot, sianak jadi malas kembali ke
ASI, karena dengan bantuan dot sianak tidak harus bersusah payah mencari
puting, susu sudah dapat keluar dengan sendirinya. Pada saat sianak tidak mau
kembali ke ASI, biasanya ini disebut juga sebagai ‘bingung puting’. Untuk
mengatasi ini diperlukan kesabaran, ketelatenan dan kasih sayang ibu terhadap
anak.
6. Perawatan payudara
a.
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b.
Menggunakan bra/ BH yang menyokong payudara
c.
Bila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap
kali selesai menyusui. Kegiatan menyusui tetap dilakukan mulai dari putting
susu yang tidak lecet
d. Bila lecet
sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e. Untuk
hilangkan nyeri, dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
f. Apabila
payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1) Pengompresan
payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2) Urut
payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3) Keluarkan
ASI sebagian dari bagian depan payudara, sehingga putting susu menjadi lunak
4) Susukan bayi
setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap, seluruh ASI dikeluarkan
dengan tangan.
5) Letakkan
kaindingin pada payudara setelah menyusui
6) Payudara
dikeringkan
7. Hubungan seksual
a.
Secara fisik, aman untuk memulai
hubungan suami-istri begitu darah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina
tanpa rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan
ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, inilah saat aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja ibu siap.
b.
Banyak budaya mempunyai tradisi
menunda hubungan suami istri sampai waktutertentu. Misalnya, setelah 40 hari /
6 minggu setelah persalinan. Keputusan mulainya hubungan seksual bergantung pada pasangan yang
persangkutan.
8. Keluarga berencana
a.
Idealnya, pasangan harus menunggu
sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan
tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengjarkan kepada
mereka cara mencegah kehamilan
yang tidak di inginkan.
b.
Biasanya wanita tidak akan
menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode
amenore laktasi dapat digunakan
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah sebesar 2%
terjadi kehamilan.
c.
Terkait metode KB, hal berikut
sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu pada ibu.
1) Bagaimana
metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
2)
Kelebihan atau keuntungan
3)
Kekurangan
4)
Efek samping
5)
Bagaimana menggunakan metode ini
6) Kapan
metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascapersalinan yang menyusui.
d. Jika seorang
ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, sebaiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu
untuk mengetahui apakah ada masalah bagi
pasangan dan apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
9. Tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda
bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:
a. Demam tinggi
melebihi 38°C
b. Perdarahan
vagina luar biasa / tiba-tiba betambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa / bila memerlukan penggantian pembalut 2 x dalam
setengah jam), disertai gumpalan
darah yang besar-besar dan berbau busuk.
c. Nyeri perut
hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta ulu hati.
d. Sakit kepala
parah/ terus menerus dan pandangan nanar/ masalah penglihatan.
e. Pembengkakan wajah, jari-jari atau tangan
f. Rasa sakit,
merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
g. Payudara
membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
h. Putting
payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui
i.
Tubuh lemas dan terasa seperti mau
pingsan, merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
j.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu
lama
k. Tidak bisa
buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air kecil
l.
Merasa sangat sedih atau tidak mampu
mengasuh bayinya atau diri-sendiri
m. Depresi Pada
Masa Nifas.
D.
Keuntungan dan Keterbatasan
Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan
rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan
dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang
alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah,
demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitar.
Kedua data
tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan. Kunjungan
rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan
psikologis yang rumit.
Selain
keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan yang sering
dijumpai, yaitu sebagai berikut :
i.Besarnya biaya untuk mengunjungi
pasien yang jaraknya jauh.
ii.Terbatasnya jumlah bidan dalam
memberi pelayanan kebidanan.
iii.Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
a.
Kunjungan pertama : 6-8 jam post
partum
b.
Kunjungan kedua : 6 hari post
partum
c.
Kunjungan ketiga : 2 minggu post
partum
d.
Kunjungan keempat : 6 minggu post
partum
Asuhan
lanjutan masa nifas terdiri dari asuhan ibu pada masa nifas dan asuhan masa
nifas pada bayi yang baru lahir. Asuhan Ibu pada Masa Nifas meliputi: memeriksa
tanda-tanda vital ibu; membersihkan alat kelamin, perut, dan kaki ibu; mencegah
perdarahan hebat; memeriksa alat kelamin dan masalah-masalah lainnya;
memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya; perhatikan gejala infeksi pada
ibu; dan bantu ibu menyusui.
Sedangkan
Asuhan Masa Nifas pada Bayi meliputi : penampilan umum, tanda-tanda vital bayi,
bantu bayi agar terus menyusu, merawat tali pusat, dan perhatikan warna kulit
bayi dan matanya
Penyuluhan
masa nifas mengenai : kebersihan diri dan bayi, istirahat atau tidur, latihan
atau senam nifas, gizi, suplemen zat besi, perawatan payudara, pemberian ASI,
hubungan perkawinan atau Keluarga Berencana (KB), dan tanda-tanda bahaya.
B.Saran
Kunjungan masa nifas harus dilakukan
sesuai jadwal dengan tujuan agar ibu mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan
pada masa nifas. Ibu post partum diberi penyuluhan mengenai apa yang harus ibu
lakukan pada masa nifas tersebut.
‘
DAFTAR
PUSTAKA
Bahiyatun.2009.
Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Maryunani,
A.2009.Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).Jakarta: Trans Info Media
Nanny,
Vivian.2011.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta: Salemba Medik.
Saleha,
S.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta: Salemba Medika
www.google.com/mandasweety/program
tindaklanjutasuhannifasdirumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar